Perjalanan Rohani Antonius Muslim Widuri
Sebagaimana yang dia tuturkan pada Editor (waktu tidak disebutkan dalam buku).
Setelah kesaksianku bahwa tiada tuhan yang haq disembah selain Alloh, dan
Muhammad adalah RasulNya, kesan yang teramat dalam menyapa rohaniku. Saya
semakin yakin akan kebenaran Islam. Semakin pasrah tiada tugas yang dapat
terselesaikan selain atas ridhoNya jua.
Sebelum menjadi muslim, saya sering dihantui perasaan ragu, kurang puas dan
bimbang, sehingga membuatku mengambang dan kecewa. Tak ada target yang terarah
apalagi kokoh. Ibarat orang mandi yang tidak merata airnya, hingga tidak
mendapatkan kesegaran. Siraman rohani keislaman menjadikan saya dan keluarga
benar-benar merasakan kenikmatan dan kemantapan hidup. Segala persoalan dan
ganjalan kehidupan yang dulunya tidak teratasi, seakan lenyap dan mudah,
lantaran mendapat ridho Alloh SWT. Saya selalu teringat pesan Bapak Kyai
Bahaudin (almarhum) yang menganjurkan padaku untuk terus meningkatkan ilmu
keislaman sekaligus berdakwah dengannya, agar amal-amalku senantiasa meningkat
pula. Beliau nasihatkan itu kepadaku dengan penuh kasih sayang hingga membuatku
begitu terharu dan merasakan kehangatannya, seakan saya sebagai anaknya. Oleh
karena itu, betapa saya merasa sangat kehilangan sepeninggal Beliau. Rasanya
tidak ada lagi tenpat untuk bertanya, yang mampu memberikan jawaban yang teduh
dan pas.
Ada banyak nasehat dan pesan-pesan yang disampaikan oleh bapak Kyai Bahaudin
kepadaku yang hingga kini masih terngiang-ngiang ditelingaku. Akan tetapi ada
satu pesan dari Kyai Bahaudin yang hingga kini masih saya amalkan yaitu sholat
tahajjud di malam hari. Setelah saya benar-benar istiqomah (selalu) denganNya,
rasanya amaliah yang satu ini tumbuh menjadi kebutuhan yang tak dapat ditunda.
Alhasil, semua itu ikut membekali ketenangan dan kedamaian hidup saya.
Sungguh kedamaian itu saya terima dan saya nikmati sebagai karunia yang begitu
agung dalam kehidupanku. Tanpa terasa, kiranya saya telah membuktikan janji
Alloh dalam firmanNya:
"Dan pada sebagian malam hari, bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji." (QS,Al-Isra:79)
Semakin dalam agama Islam saya masuki, semakin meyakinkan padaku bahwa Islam
agama yang maha sempurna, tidak satupun agama lain yang memiliki hal serupa.
Contoh kecil, dengan hadirnya doa-doa dalam detik-detik kehidupan, sesederhana
apapun, semua dibahas dan diajarkan. Dari doa berkumpul (suami istri), saat
bangun tidur, hingga pada setiap aktifitas kerja lainnya.
Akhirnya, saya sikapi hidup ini dengan ikhlas dan berpasrah dengan ridhoNya.
Tugas sehari-hari kami di kantor yang cukup melelahkanpun bisa terselesaikan
dengan sukses dan memuaskan.
Sungguh, saya telah mencermati Islam dan merasakan adanya perpautan kental
antara akal dengan kedalaman rasa di hati, perpaduan usaha denga takdir dan
keserasian antara fikir dengan zikir.
Alhamdulillah.