Ketidak Selarasan Penyaliban
Selama orang-orang Kristen yang menghujat Islam seperti Robert Morey yang mengarang buku The Islamic Invasion atau seperti Geert Wilders pembuat film fitna dari Belanda belum meminta maaf kepada umat Islam, maka dengan mengharap ridho Allah swt, kami akan selalu berusaha menulis tentang aqidah umat Kristen, dengan tujuan, umat Islam mempunyai sikap yang tepat atas hujatan-hujatan dan penyesatan-penyesatan aqidah yang dilakukan oleh orang-orang Kristen sehingga umat Islam tidak mudah tersesatkan atau terprovokasi untuk bertindak tanpa kendali.
Mari kita tengok sedikit salah satu sendi akidah ke-Kristen-an ya-itu tentang penyaliban, menurut kepercayaan orang-orang Kristen, Yesus terlahir ke dunia adalah untuk menebus dosa warisan yang pernah dilakukan oleh Adam (Islam : nabi Adam as), orang-orang Kristen juga mengatakan bahwa Yesus dengan kasihnya telah menyerahkan hidupnya di tiang salib untuk menebus dosa warisan yang dilakukan oleh Adam.
Sementara, dalam akidah ke-Islam-an, nabi Isa as (Kristen : Yesus) tidak pernah disalib tetapi yang disalib adalah orang lain yang di-serupakan dengan nabi Isa as, dan juga dalam akidah ke-Islam-an tidak ada yang namanya dosa warisan, dengan kata lain, menurut Islam, kisah penyaliban Yesus dan penebusan dosa warisan adalah palsu, namun Islam tidak menyangkal adanya kisah penyaliban yang terjadi pada masa Yesus.
Dalam al-Qur�an dikisahkan tentang ucapan orang-orang Yahudi yang menyangka telah membunuh nabi Isa as :
�Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah�, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibu-nuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. QS. 4:157
Ayat tersebut sangat tegas menyatakan bahwa nabi Isa as tidak disalib dan tidak pula dibunuh, dari ayat tersebut juga diketahui bahwa al-Qur�an tidak menolak adanya peristiwa penyaliban, dan yang disalib dan dibunuh adalah orang yang diserupakan dengan nabi Isa as.
Dari ayat tersebut juga dikisahkan bahwa orang-orang Yahudi pada saat itu berada dalam keragu-raguan yang sangat tentang siapa yang telah dibunuh dan disalib, pada tahun lalu telah kita bahas tentang keragu-raguan orang-orang Yahudi tersebut yang bersumber dari Perjanjian Baru sendiri.
Ayat tersebut sekaligus menyangkal paham orang-orang Kristen yang meyakini Yesus telah mati di tiang salib untuk menebus dosa warisan.
Sebetulnya, mudah dan banyak cara untuk membuktikan kebenaran yang dinyatakan al-Qur�an tersebut, salah satunya dengan menguji keselarasan-nya dengan ajaran-ajaran Islam yang lain, misalnya dengan ajaran :
1. Tidak ada dosa warisan dalam Islam
2. Allah swt Maha Adil.
Antara ajaran tidak ada penyaliban untuk menebus dosa warisan dengan ajaran tidak ada dosa warisan dalam Islam adalah sebuah keselarasan, karena tidak adanya dosa warisan maka tidak diperlukan adanya penyaliban untuk menebus dosa warisan, keduanya juga selaras dengan sifat Allah swt Yang Maha Adil, karena dengan tidak membebankan dosa kepada anak keturunan nabi Adam as yang sama sekali tidak ikut berbuat dosa dan tidak ikut andil apapun dalam perbuatan dosa yang dilakukan oleh nabi Adam as, berarti anak-keturunan nabi Adam as telah mendapatkan keadilan dari Allah swt.
Itulah keselarasan yang terdapat dalam agama Islam, dan keselarasan adalah tanda dan bukti dari sebuah kebenaran ajaran yang berasal dari Allah swt :
Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur�an? Kalau kiranya al-Qur�an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. 4:82.
Dengan demikian, berdasarkan azas keselarasan, Allah Yang Maha Adil tidak mungkin berbuat tidak adil kepada hambanya, yaitu tidak mungkin Allah swt membebankan dosa kepada hambanya yang tidak ikut berbuat dosa, oleh karenanya, tidak mungkin Allah Yang Maha Adil mensyariatkan adanya dosa warisan, dan oleh karena itu pula, tidak mungkin Allah Yang Maha Adil mensyariatkan penyaliban untuk menebus dosa warisan.
Karena dosa warisan tidak selaras dengan sifat Allah Yang Maha Adil, maka akidah orang-orang Kristen yang meyakini Yesus disalib untuk menebus dosa warisan tidak mungkin berasal dari Allah swt dan hal itu berarti berasal dari selain Allah swt, bisa dari per-sangkaan belaka atau berasal dari filsafat Yunani kuno atau berasal dari orang-orang Yahudi yang telah mempelajari filsafat seperti Paulus.
KETIDAK-SELARASAN YANG LAIN DARI AKIDAH PENYALIBAN
Dalam kitab orang Kristen sendiri, Tuhan itu Adil dalam segala hal dan dalam segala perbuatan-Nya, maka ajaran dosa warisan dan penyaliban Yesus untuk menebus dosa warisan sangat tidak selaras (bertentangan) dengan sifat Tuhan yang disebutkan dalam kitab mereka :
TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Mazmur 145:17
Selain tidak selaras dengan sifat Allah Yang Maha Adil, akidah penyaliban juga tidak selaras dengan sikap Yesus sendiri, yaitu, penyaliban bukan atas rencana dan kehendak Yesus, melainkan rencana dan kehendak orang-orang Yahudi yang ingin membunuhnya, bahkan dalam Perjanjian Baru Yesus dikisahkan bersembunyi untuk menghindari rencana jahat dan kejaran orang-orang Yahudi, kalau memang Yesus terlahir ke dunia ini untuk menebus dosa warisan dengan menyerahkan nyawanya di tiang salib, pastilah Yesus akan dengan rela dan tanpa pak-saan akan memerintahkan orang-orang atau murid-muridnya untuk menyalib dirinya di tiang salib, seperti sikap nabi Ismail as yang pasrah dan rela bahkan ikut menyiapkan segala sesuatunya untuk penyembelihan dirinya ketika orang tuanya diperintah oleh Allah swt untuk menyembelih dirinya, kenyataannya adalah sebaliknya, dalam kitab Perjanjian Baru, Yesus dikejar-kejar oleh orang-orang Yahudi, bersembu-nyi, dikhianati dan kemudian tertangkap, yang akhirnya dalam pengadilan Wali negeri yaitu Pilatus diputuskan agar Yesus dihukum di tiang salib sampai mati, kenyataan ini jauh dari ajaran bahwa Yesus lahir ke dunia ini untuk menebus dosa warisan dengan menye-rahkan nyawanya di tiang salib.
Ketidakselarasan yang lain yaitu, selama dakwahnya, Yesus sama sekali tidak pernah menyinggung perihal dosa warisan dan perihal dirinya yang akan menebus dosa warisan di tiang Salib agar manusia terselamatkan, yang Yesus sampaikan untuk menyelamatkan manusia sama sekali tidak berhubungan dengan dosa warisan dan penyaliban, tetapi berhubungan dengan tauhid yaitu mengingatkan manusia bahwa tiada Tuhan selain Allah dan dirinya hanyalah utusan Allah :
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus Yohanes 17:3
dan juga berhubungan dengan menjalankan hukum Taurat :
� siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Injil Matius 5:19
Dalam ayat yang lain, ketika Yesus ditanya tentang jalan menuju sorga Yesus menjawab agar menuruti perintah Tuhan yang terdapat dalam kitab sebelumnya yaitu Taurat :
Kata Yesus: �Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, Hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.� Injil Matius 19:19-20
Yesus sama sekali tidak pernah mengajarkan tentang dosa warisan dan penebusan dosa warisan untuk menyelamatkan manusia, adalah mustahil bila memang Yesus terlahir ke dunia ini untuk hal tersebut tetapi sama sekali tidak pernah menyampaikan tentang dosa warisan dan salib, dan lebih mustahil lagi yang disampaikannya justru jalan yang lain, yaitu tauhid dan keharusan menjaga hukum Taurat, itulah ketidak-sela-rasan ajaran penyaliban dengan sikap Yesus.
Masih ada ketidakselarasan lain yang berhubungan dengan ajaran penyaliban, yaitu informasi tegas dalam perjanjian lama yang menyatakan tidak ada yang namanya dosa warisan :
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebe-narannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Yehezkiel 18:20
Ayat tersebut sangat jelas menginformasikan bahwa anak tidak mewarisi dosa orang tuanya, sementara ajaran dosa warisan sebaliknya, anak mewarisi dosa orang tuanya, dalam hal ini, anak keturunan nabi Adam as mewarisi dosa yang diperbuat oleh nabi Adam as, inilah ketidakselarasan ajaran dosa warisan dengan isi kitab mereka sendiri, oleh karenanya, ajaran salib juga tidak selaras dengan isi kitab mereka sendiri.
Menurut Islam, yang tidak selaras (bertentangan) pasti bukan berasal dari Allah SWT dan juga bukan merupakan kebenaran yang haqiqi, oleh karenanya, ajaran salib yang penuh ke-tidak-selarasan adalah bukan kebenaran alias kisah palsu yang disematkan kepada Yesus.
Nampaknya memang begitu standar kebenaran dalam Kristen, walaupun banyak pertentangan masih saja dianggap sebagai kebenaran.