Polaroid

Written by Ebta Setiawan   
Tuesday, 03 March 2009 23:17

Sumber hukum dan ilmu yang paling otentik bagi umat Islam adalah Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Allah telah memberikan kepada umat kita para pendahulu yang selalu menjaga Al-Qur'an dan Hadits Nabi. Mereka orang-orang yang jujur, amanah dan memegang janji. Sebagian mereka mencurahkan perhatiannya terhadap Al-Qur'an dan ilmunya, yaitu para Mufassir dan sebagian memprioritaskan dalam menjaga Hadits Nabi, mereka adalah ahli Hadits.

Para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabiin memiliki perhatian sangat besar dalam menjaga hadits-hadits Nabi dan periwayatannya dari generasi ke generasi. Mereka selalu mengajak untuk mengikuti cara hidup dan perilaku Rasulullah sebagaimana firman Allah :

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ


"Telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik bagi kalian" (QS Al-Ahzab:21)

Mereka juga diperintahkan untuk mengerjakan apa yang dibawa oleh Nabi dan dilarang mengerjakan semua larangan beliau,

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا


"Dan Ambillah apa yang datang kepadamu dari Rasul dan tinggalkan apa yang dilarang untukkmu (QS Al-Hasyr:7)

Keteladanan mereka lepada Rasulullah sangat luar biasa, sehingga tidak pernah bertanya tentang sebab atau musabab dari perbuatan beliau.

Diriwayatkan dari Al-BUkhari dari Ibnu Umar radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullan Shallallahu a'alaihi wasallam mengenakan cincin dari emas, lalu orang-orang mengenakan juga dari emas. Kemudian Nabi membuangnya dan bersabda,

"Aku tidak akan mengenakannya untuk selama-lamanya", maka mereka pun membuang cincin tersebut.

Ibnu Hajar berkata, "Hadist ini menunjukkan bahwa para sahabat selalu bergegas untuk meneladani semua perbuatan Rasulullah. Selama beliau menetepkan mereke mengikutinya, dan ketika beliau melarang mereka meninggalkannya" [1]

Dari Jabir, bahwasannya ia pernah pergi ke Syam untuk meriwayatkan satu hadist dari Abdullah bin Unai [2]
Dan Abu Ayyub berangkat dari Madinah menuju Mesir hanya untuk meriwayatkan sebuah Hadits dari Uqbah bin 'Amir [3]

Para tabi'in dan para pengikutnya tidak kalah "tamaknya" dalam mencari hadits dari para sahabat. Mereke mengikuti jejak dan langkah para sahabat. Said bin Al-Musayyib, salah satu tabi'in senior berkata, " Untuk mendapatkan satu hadits, aku rela menempuh beberapa hari perjalan siang malam" [4]

Amir as-Sya'bi, berangkat ke Makkah untuk mendapatkan tiga hadits yang pernah diceritakan kepadanya dengan harapan dapat bertemu dengan salah satu sahabat lalu bertanya tentang hadits-hadits tersebut.

As-Sya'bi menceritakan sebuah hadits kepada seorang lalu berkata kepadanya, "Aku berikan ini kepadamu secara cuma-cuma, yang pernah didapatkan dengan menempuh perjalanan ke Madinah"

Itulah sebagian kecil contoh perbuatan para salafus shalih terhadap sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Semoga bisa manambah semangat kita untuk memperdalam Sunnah-sunnahnya.

----------------------------------------------------------
[1] Fathul Baari sharah Shahih Bukhari. Ibnu Hajar Al-Asqalany, 1/321, cet. Salafiyah
[2] Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya'la
[3] Diriwayatkan oleh Ibnu Abdir Barr dalam Jami' Bayan Al-Ilmi wa Fadhilihi
[4] Diriwayatkan oleh ArRahmahurmuzi dalam Al-Muhaddits Al-Fashil dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Abdil Barr

Sumber : Pengantar Studi Ilmu Hadits, Syaikh Manna' Al-Qaththan, Hlm 19-21, Pustaka Al-Kautsar 2005