al-islahonline.com
: Ismail as adalah putra pertama dari nabi Ibrahim as dengan
Hajar, Ishaq as adalah anak kedua dari Ibrahim as dengan Sarah.
Sarah adalah istri pertama Ibrahim, namun hingga umurnya yang telah
mencapai seumur nenek-nenek belum juga dikarunia anak, maka Sarah
memutuskan agar nabi Ibrahim mengawini budaknya yaitu Hajar. Maka
Ibrahimpun mempunyai anak dengan Hajar yang diberi nama Ismail.
Sarah cemburu hingga mengusir Hajar agar keluar dari rumahnya,
Ibrahimpun membawa Hajar serta Ismail ke Mekah dan meninggalkannya
di Mekah.
Menurut keimanan Kristen dan Yahudi putra yang dikorbankan oleh
Ibrahim adalah Ishaq, tetapi menurut keimanan Islam putra yang
dikorbankan adalah Ismail. Perbedaan dua keimanan ini tidak mungkin
benar kedua-duanya, pasti salah-satunya saja yang benar, karena dua
keimanan ini berkisah pada satu obyek yang sama yaitu pengorbanan
putra Nabi Ibrahim.
Memang dalam masalah siapakah yang dikorbankan bukanlah masalah
akidah, namun kebenaran siapakah yang dikorbankan membawa
konsekuensi yang teramat besar, terutama bagi orang-orang Kristen
dan Yahudi, pasalnya kebenaran ini berhubungan langsung dengan
keakuratan kitab suci dalam mengisahkan kejadian yang sesungguhnya.
Al-Qur'an menyatakan secara tidak langsung bahwa putra nabi Ibrahim
as yang dikorbankan adalah Ismail, sementara menurut Talmud dan
Bible yaitu kitab agama Yahudi dan Kristen, menyebutkan secara
langsung dan tegas bahwa putra nabi Ibrahim yang dikorbankan adalah
Ishaq.
Kajian secara teliti dan jujur, baik berdasarkan Al-Qur'an, Bible
dan Talmud akan diperoleh kesimpulan yang sama bahwa putra nabi
Ibrahim yang dikorbankan adalah Ismail as bukan Ishaq as seperti
yang diaku-aku oleh orang-orang Yahudi dan Kristen selama ini.
Penyebutan nama Ishaq dalam Bible dan Talmud secara tata bahasa
berkualitas sebagai sisipan para penulis kitab karena kedengkiannya,
mari kita kaji secara ilmiah dan obyektif.
MENURUT AL-QUR'AN
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat
sabar. QS. 37:101
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:"Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab:"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". QS. 37:102
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). QS.
37:103
Dalam rangkaian ketiga ayat tersebut memang tidak secara langsung
disebutkan bahwa nabi Ismail-lah yang dikorbankan, tetapi dari ayat
pertama sudah jelas bahwa Allah SWT memberikan kabar gembira akan
datangnya seorang anak yang amat sabar, ayat ini memberikan gambaran
bahwa nabi Ibrahim saat itu belum mempunyai seorang anakpun, jadi
anak yang dijanjikan dalam ayat tersebut adalah anak yang pertama
yaitu Ismail.
Dalam ayat-ayat selanjutnya mengisahkan dialog antara nabi Ibrahim
dengan Ismail tentang perintah penyembelihan Ismail, dan beliau
berdua berhasil melalui ujian yang nyata tersebut dengan amat sabar,
dan Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor sembelihan yang besar .
Setelah al-Qur'an mengisahkan kisah antara nabi Ibrahim dengan
putranya Ismail, dalam ayat selanjutnya yaitu QS. 37.112 Al-Qur'an
mengisahkan bahwa Allah SWT memberikan kabar baik akan datangnya
seorang anak lagi yang bernama Ishaq :
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang
nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. QS. 37:112
Ayat tersebut memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa kabar
gembira akan lahirnya Ishaq adalah setelah kisah kabar gembira akan
lahirnya Ismail dan kisah perintah penyembelihannya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa al-Qur'an menyatakan Ismail-lah yang akan
disembelih bukan Ishaq.
MENURUT BIBLE
Nabi Ibrahim dan Istrinya Sarah adalah dari bangsa yang sama, Sarah
mempunyai budak bernama Hajar dari Mesir. Dalam pernikahannya dengan
Sarah nabi Ibrahim belum dikaruniai anak padahal umur mereka sudah
mencapai sekitar 80 tahun.
Akhirnya Sarah memutuskan agar Ibrahim menikahi budaknya yaitu Hajar.
Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai
seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku
melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin
oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram
mendengarkan perkataan Sarai.
Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hamba-nya, orang
Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di
tanah Kanaan --, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk
menjadi isteri-nya. Kejadian 16:1-3
Bersama Hajar nabi Ibrahim mempunyai anak yang kemudian dinamainya
Ismail, ketika itu nabi Ibrahim berumur 86 tahun :
Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan
Ismael baginya. Kejadian 16:16
Dan ketika nabi Ibrahim berumur 99 tahun, Allah SWT menjanjikan
seorang anak lagi namun dari pihak Sarah :
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN
menampakkan diri kepada Abram �K.. Kejadian 17:1
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan
kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya,
sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan
lahir dari padanya." Kejadian 17:16
Dan setahun kemudian lahirlah anak dari Sarah yang diberi nama Ishaq,
dua tahun ke-mudian nabi Ibrahim mengadakan perjamuan besar untuk
menyapih Ishak, sehingga ketika Ishaq berumur 2 tahun Ismail berumur
16 tahun, namun Sarab berubah pikiran setelah mempunyai anak, ia
menyuruh nabi Ibrahim untuk mengusir Hajar dan Ismail dari rumah-nya,
maka Hajar dan Ismail meninggalkan rumah Sarah.
Setelah itu Allah berfirman kepada nabi Ibrahim :
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
yakni Ishaq, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana
sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan
kepadamu." Kejadian 22:2
Dalam ayat tersebut dikisahkan secara jelas dan gamblang bahwa Bible
mengisahkan Ishaqlah yang dikorbankan untuk disembelih bukan Ismail.
BENARKAH KISAH BIBLE
Satu-satunya dasar bagi orang-orang Yahudi dan Kristen mengimani
Ishaq yang dikorbankan adalah penyebutan nama Ishaq dalam kitab
mereka yaitu dalam kejadian 22:2.
'Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni
Ishaq' . Kejadian 22:2
Setelah dikaji, kalimat 'yakni Ishaq' dalam ayat tersebut
mempunyai kejanggalan yang teramat serius, alasannya :
Pertama : kalimat 'yakni Ishaq' pada susunan tersebut
adalah mubazir, karena kalimat tersebut telah sempurna justru bila
tanpa 'yakni Ishaq' :
Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
Dengan susunan tersebut tentu nabi Ibrahim sudah paham siapa yang
disebut sebagai anak tunggal yang dikasihinya.
Kedua : Kalimat 'yakni Ishaq' kontradiksi dengan kalimat
sebelumnya yang menyatakan :
Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi
Karena ketika itu, Ismail telah lebih dahulu lahir sebagai anak nabi
Ibrahim, penyebutan Ishaq sebagai anak tunggal dalam ayat tersebut
tidak sesuai dengan sejarah dan itu berarti mengingkari Ismail
sebagai anak sah Ibrahim.
Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan
baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu Kejadian
25:12
Tentu saja menyebut Ishaq sebagai anak tunggal berarti mengingkari
Ismail sebagai anak Ibrahim, mengingkari Ismail sebagai anak Ibrahim
berarti mengingkari ayat-ayat dalam Bible itu sendiri.
ISHAQ ANAK TUNGGAL ?
Firman-Nya: 'Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau
kasihi' Kejadian 22:2
Siapakah anak tunggal yang dimaksud dalam ayat tersebut bila bukan
Ishaq ?
Ibrahim hanya mempunyai dua orang anak, yaitu Ismail dan Ishaq,
Ishaq bisa disebut sebagai anak tunggal bila Ismail sebagai anak
per-tama telah meninggal, tetapi kenyataannya Is-mail belum
meninggal. Ismail bisa disebut se-bagai anak tunggal bila Ishaq
belum lahir, keadaan yang kedua inilah yang paling mungkin.
Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa peristiwa perintah penyembelihan
terhadap Ismail adalah sebelum Allah memberikan kabar gembira
yang kedua kalinya kepada nabi Ibrahim akan lahirnya seorang anak
lagi yaitu Ishaq, seperti disebutkan dalam QS. 37:101-11.
Al-Qur'an menyatakan bahwa :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, , Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu QS. 37:102
Yang dimaksud pada umur sanggup adalah ketika seseorang sudah bisa
untuk mencari kayu bakar, mengembala kambing, mencari air dan
lain-lain, dan ketika Ismail mencapai pada umur sanggup Ishaq
belumlah lahir, jadi ketika itu Ismail adalah anak tunggal nabi
Ibrahim.
Penyebutan 'yakni Ishaq'. dalam kejadian 22:2 membuat
fakta-fakta yang ada menjadi berantakan, ayat-ayat dalam Bible yang
berhubungan dengan Ismail dan Ishaq menjadi banyak yang kontradiksi,
Ishaq yang bukan anak tunggal disebut sebagai anak tunggal, Ismail
yang anak sah nabi Ibrahim harus diingkari. Untuk mengingkari Ismail
sebagai anak sah nabi Ibrahim, harus diingkari pula bahwa Hajar
bukan istri sahnya, seperti ayat berikut ini :
Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu
beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris
bersama-sama dengan anakku Ishak." Kejadian 21:10
Bukankah ayat itu mnyangkal Hajar dan Ismail sebagi istri dan anak
nabi Ibrahim ?
MENGAPA HARUS ISHAQ
Orang-orang Israel sangat bangga atas kesukuannya, sangat
mengagung-agungkan nenek moyangnya, mereka menjunjung tinggi nabi
Ishaq tetapi merendahkan nabi Ismail, karena Ishaq adalah nenek
moyang mereka yang berderajat tinggi dan berdarah murni sebagai
keturunan nabi Ibrahim dengan Sarah yang berasal dari satu bangsa
dan sebagai seorang majikan, sementara Is-mail adalah nenek moyang
bangsa Arab dari keturunan nabi Ibrahim dengan Hajar yang berdarah
koptik (campuran) antara Israil dengan Mesir dan Hajar adalah budak
dari Sarah. Menurut mereka bangsa Israel adalah bangsa yang lebih
tinggi derajatnya daripada bangsa Arab.
Orang-orang Israel iri hati setelah Allah menjadikan Ismail sebagai
korban yang akan disembelih, orang-orang Israel tidak mau
orang-orang Arab mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT, mereka
menginginkan segala kemuliaan dan berkah hanya untuk orang Israel,
menurut mereka semestinya Ishaqlah yang dipilih sebagai korban
sembelihan, karena kesombongan tersebut dan perasaan lebih tinggi
dari bangsa Arab, mereka berani mengadakan kedustaan dengan
mengubah-ubah ayat-ayat Allah, salah satunya dengan menambah kalimat
:
Yakni Ishaq
Ke dalam kalimat
anakmu yang tunggal itu
Mereka sebenarnya mengetahui bahwa Ishaq bukanlah
anak tunggal nabi Ibrahim, dan mereka mengetahui bahwa Ismail
per-nah menjadi anak tunggal nabi Ibrahim yaitu ketika Ishaq belum
lahir, mereka tidak peduli bila penambahan tersebut akan
mengakibatkan kontradiksi yang serius dalam kitab mereka, Allah SWT
telah menyatakan dalam al-Qur'an :
segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?
QS. 2:75
Begitu besar kebencian orang-orang Yahudi kepada orang-orang Arab
sampai berani mengubah fakta bahwa Ishaq yang bukan anak tunggal
ditulisnya sebagai anak tunggal dalam kitab mereka sebagai anak
tunggal demi menghilangkan kemuliaan Ismail.
Kebencian orang-orang Yahudi dan Israel kepada bangsa Arab tidak
hanya pada masa nabi Ishaq dan nabi Ismail hidup, tetapi kebencian
mereka berlanjut hingga pada masa diutusnya nabi Muhammad saw
sebagai Rasul bahkan hingga sekarang ini.
Ketika Yesus/nabi Isa as menyampaikan kabar kepada orang-orang
Israel tentang akan datangnya seorang nabi terakhir dari keturunan
Ismail, mereka langsung marah dan gusar yang akhirnya pada rencana
pembunuhan nabi Isa as.
Makanya setelah orang-orang Israel/ Yahudi mengetahui bahwa nabi
terakhir dari bangsa Arab dan jaman akan diutusnya seorang nabi
sudah dekat, mereka banyak yang pergi ke Madinah untuk menunggu
datangnya nabi tersebut dengan maksud akan membunuhnya, bukan untuk
mengimaninya, dan mereka mengancam masyarakat Madinah :
Sekarang ini sudah hampir zaman seorang nabi yang diutus. Kami
akan membunuh kalian bersamanya. Nasib kalian akan seperti kaum Ad
dari penduduk Iram Sirah Ibnu Hisyam dengan sanad Hasan
Namun Alhamdulillah karena ancaman yang sekaligus memberikan kabar
tentang ramalan akan datangnya seorang nabi di Madinah tersebut,
orang-orang Madinah mudah beriman kepada nabi Muhammad saw ketika
nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah padahal mereka tidak pernah
bertemu sebelumnya. Wallahu a'lam. |